MATERI IPS KELAS V SD
Tahukah
kalian agama apa yang dianut oleh sebagian besar penduduk Pulau Bali? Sebagian
besar penduduk Pulau Bali menganut agama Hindu. Masyarakat Bali memiliki banyak
sekali upacara yang dilakukan secara turun-temurun. Upacara-upacara tradisi
masyarakat Bali terkenal ke seluruh dunia.
Tradisi-tradisi
yang dijalankan tersebut merupakan warisan kebudayaan Hindu di masa lalu.
Warisan itu terus dikembangkan sampai dengan sekarang ini. Bagaimanakah agama
Hindu masuk ke wilayah tanah air kita? Apa saja peninggalan-peninggalannya?
Mari kita bahas lebih lanjut pertanyaan-pertanyaan ini. Perhatikan
peninggalan-peninggalan sejarah berikut ini! Coba ceritakan apa yang kamu
ketahui tentang peninggalan-peninggalan tersebut!
Tidak
diketahui secara pasti kapan agama Hindu masuk ke Indonesia. Agama Hindu dibawa
oleh para pedagang dari India. Di antara pedagang tersebut ada yang menetap di
Indonesia. Mereka menikah dengan penduduk Indonesia. Pengaruh agama dan kebudayaan
India semakin kuat di Indonesia.
Bukti-buktinya sebagai berikut.
1. Banyak penduduk yang memeluk
agama Hindu setelah para pendatang dari India memperkenalkan agama Hindu.
2. Masyarakat Indonesia dahulu
tidak mengenal sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu
adalah pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala suku. Kedudukan sebagai
kepala suku tidak di-wariskan secara turun-temurun. Karena pengaruh agama
Hindu, sistem pemerintahan desa diganti kerajaan.
3. Adanya hasil kebudayaan khas India seperti
bangunan candi, seni pahatan patung, seni relief, dan seni sastra. Dalam bidang
sastra kebudayaan India memperkenalkan budaya baca tulis dalam huruf Pallawa
dan bahasa Sansekerta.
1. Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
Agama Hindu
yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah
munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara,
Kediri, Singasari, dan Majapahit.
a. Kerajaan Kutai
Kutai
adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar
tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja
pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman. Mulawarman
menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000
ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingati upacara itu maka didirikan sebuah
Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai Kerajaan Kutai.
b. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara
adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada
abad ke-5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang
terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah
Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat
saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk
mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.
c. Kerajaan Kediri
Kerajaan
Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada
pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara.
Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya
adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut
Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal
tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter,
Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti
Panumbangan, Prasasti Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti
Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab
Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan
Candi Panataran.
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan
Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya meliputi wilayah Malang
sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun
1222-1227 M. Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), Panji Tohjaya
(1248), Ranggawuni
(1248-1268), Kertanegara (1268
-1292).
Beberapa peninggalan masa
kebesaran Singasari antara lain:
1. Candi Jago/Jajaghu,
sebagaima-kam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi
Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam
Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita,
sebagai perwujudan Ken Dedes.
2. Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia
Kebudayaan
Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan
sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya
sastra (kitab), dan tradisi. Mari kita bahas peninggalan-peninggalan ini satu
per satu.
a. Candi
Candi
adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan
atap. Pada candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam
ajaran Hindu. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa
pencipta, Wisnu dewa pemelihara, dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi
terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat.
Relief mengisahkan sebuah cerita.
Candi
peninggalan Hindu yang terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro
Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan
Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang
mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta,
dan Burung Jatayu.
b. Prasasti
Prasasti
adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu
dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti
peninggalan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal
dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara
korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari
tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja
Mulawarman.
c. Patung
Wujud
patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena
hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk
mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung
peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah Patung Airlangga sedang
menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan
Dewa Wisnu.
d. Karya sastra (kitab)
Karya
sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab
peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan
sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun
lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab
Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab
Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan
Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi
pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga.
e. Tradisi
Tradisi
adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini.
Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali
sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali,
antara lain:
1. Upacara nelubulanin ketika
bayi berumur 3 bulan.
2. Upacara potong gigi
(mapandes).
3. Upacara pembakaran mayat yang
disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda
berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
4. Ziarah, yaitu mengunjungi
makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.
3. Kerajaan Majapahit dan peranan Gajah Mada
Dalam
mempersatukan Nusantara Dapat dikatakan Majapahit adalah puncak kejayaan kerajaan Hindu di
Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas,
Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah Majapahit dapat kita telusuri dengan membahas
raja-raja yang memerintah di kerajaan itu.
a. Pemerintahan Raden Wijaya
(1293-1309)
Raden
Wijaya adalah seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang
oleh Jayakatwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura.
Beliau minta bantuan Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya
kembali ke Kediri, berpura-pura mengabdi kepada Jayakatwang. Sebagai imbalan
Jayakatwang menghadiahkan daerah hutan Tarik kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya
bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan
Jayakatwang berhasil dikalahkan. Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir
pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara
Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak
pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali
ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar
Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.
b. Pemerintahan Jayanegara
(1309-1328)
Raden
Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet adalah putra Raden
Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar
Sri Jayanegara. Pada saat Jayanegara menjadi raja, sering terjadi
pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, Sora, Nambi, dan Kuti.
Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu,Jayanegara melarikan
diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh
Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari
pemberontakan Kuti. Berkat bantuan Gajah Mada, Jayanegara dapat merebut kembali
tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan.
Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.
c. Pemerintahan
Tribuwanatunggadewi (1328-1350)
Jayanegara
memerintah sampai tahun 1328. Beliau wafat tanpa meninggalkan putra.
Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, karena
Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja.
Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani.
Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat
perdanamenteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang
sakit. Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada
berhasil melaksanakan tugas itu. Beliau diangkat menjadi mahapatih. Saat
dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat
cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan
Nusantara ketika itu adalah Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau),
yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa
Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun). Untuk mewujudkan cita-cita itu, Gajah
Mada membangun armada laut. Karena memiliki angkatan laut yang kuat, Kerajaan
Majapahit dikenal seba-gai kerajaan maritim. Pimpinan armada laut dipercayakan
kepada Empu Nala. Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo
pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.
d. Pemerintahan Hayam Wuruk
(1334-1389)
Rajapatni
(Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu
Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk.
Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam
Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit
mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam
Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan
citacitanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara dapat ditaklukkan di bawah
Majapahit. Wilayah kerajaannya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara
sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Pada masa ini,
Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaankerajaan di daerah daratan Asia
Tenggara seperti India, Muangthai, Kamboja, dan Selain berkembang menjadi
kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju.
Hayam Wuruk membangun waduk dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian.
Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah lalu
lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempahrempah,
kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.
Hayam Wuruk
juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi
yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan
Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi
Tikus, dan Candi Jabung. Karya sastra yang terkenal pada masa Kerajaan
Majapahit ialah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma
karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila.
Sedangkan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi
antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud
mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak
Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut
membuat kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran,
tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran
memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih
Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memkasa raja Pajajaran yang sudah
ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja
Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi
perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja
dan puterinya tewas. Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak
peristiwa itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M.
Sedangkan Hayam Wuruk wafat padatahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat,
Majapahit mengalami kemunduran.
e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana
(1389-1429)
Sepeninggal
Hayam Wuruk, terjadi perebutan kekuasaan di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk
adalah Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah
yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk)
diberi kekuasaan di Blambangan. Menurut Bhre Wirabumi, dirinya yang berhak
menjadi raja di Majapahit.
Pada tahun
1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam
perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan
Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana wafat. Wirakramawardana
digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau
hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya adalah Bhre Pamotan yang
bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan
Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari pertentangan keluarga. Bhre Pamotan
wafat pada tahun 1453 dan tidak ada penggantinya. Baru pada tahun 1456, munculBhre
Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut
sampai pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak
C. Kerajaan dan Peninggalan
Agama Buddha
Agama
Buddha mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5
Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke Jawa untuk menyebarluaskan
ajaran Buddha. Ia memperoleh perlindungan dari penguasa setempat. Usaha Bhiksu
Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk
ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang
setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari pada
persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu
daripada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra
dan beberapa daerah di Jawa. Kita akan membahas peninggalan-peninggalan sejarah
bercorak Buddha dan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada
waktu itu.
1. Peninggalan sejarah bercorak Buddha
Peninggalan
sejarah Buddha dan Hindu hampir sama, yaitu candi, prasasti, patung, dan kitab.
Mari kita bahas peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha satu per satu!
a. Candi
Candi-candi Buddha
digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan
patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan
patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
b. Prasasti
Di Sumatra
Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar
Palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit.
Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi
dan Prasastoi Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu
menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.
c. Patung
Patung yang
bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha
Gautama pertama kali ditemukan d Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini
daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha.
d. Karya sastra (kitab)
Ada
beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu
karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini
dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma.
Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang
untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari
Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.”
Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang
bercorak Buddha.
e. Tradisi
Tradisi
agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina.
Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama
Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat
suci leluhur seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah
membaca doa dan membawa sesajen
2. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha
Agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di wilayah tanah air dalam waktu hampir
bersamaan. Ada beberapa kerajaan yang dipengaruhi baik oleh agama Hindu maupun
Buddha. Bahkan, ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama itu
hidup secara berdampingan dalam suatu kerajaan.
Kerajaan-kerajaan
yang mempunyai ciri baik Hindu maupun Buddha, antara lain Kerajaan Mataram Lama
di Jawa Tengah dan Singasari di Jawa Timur. Sedangkan kerajaan yang bercorak
Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan. Kita akan membahas lebih
lanjut Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di Indonesia.
Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi,
dekat Palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang
menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil
memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya
Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa.
Letaknya sangat strategis bagi pelayaan, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat
Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan
armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat banyak kapal asing
singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat
perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu
diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang.
Banyak Candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan
Tinggi agama Buddha.
1.
Fakta dari materi ini adalah telah terbuktinya kerajaan-kerajaan yang ada di
indonesia dengan peninggalannya masing-masing seperti:
a.
Kerajaan
Kutai, meninggalkan Yupa
b.
Kerajaan Tarumanegara, membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum.
c.
Kerajaan Kediri, peninggalannya antara
lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu
Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu
Triguna, dan Candi Panataran.
d.
Kerajaan
Singasari, peninggalanya Candi Jago/Jajaghu,
sebagaima-kam Wisnuwardhana, Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam
Kertanegara, Candi Kidal, sebagai makam Anusapati, Patung Prajnaparamita,
sebagai perwujudan Ken Dedes.
2.
Konsep dari materi ini adalah telah terbukti dari peninggalan-peninggalan
kerajaan yang terdapat di setiap daerah dan dari cerita-cerita yang keluar dari
mulut orang-orang kerajaan yang bersangkutan yang masih hidup hingga saat ini,
jadi bisa di simpulkan bahwa kerajaan yang ada di Indonesia benar-benar ada.
3.
Generalisasi dari materi ini adalah akibat ditemukanya bukti-bukti peninggalan dari
kerajaan yang telah di benarkan keberadaannya dan telah di bukukan, sehingga
membantu dalam membanggun pengertian bahan-bahan pengajaran
dalam kurikulum studi IPS.
4.
Nilai sikap dari materi ini adalah anak mampu berpikir bagaimana cara memimpin dan
cara mengatasi masalah yang akan datang. Anak juga dapat menghargai betapa
berat perjuangan orang-orang jaman dahulu, jadi sekarang juga anak dapat
berjuang mempertahankan apa yang telah di tinggali oleh kerajaan-kerajaan yang
telah ada dengan menjaga peningalan, merawat, tidak mencoret-coret peninggalan
yang telah ada.
5.
Keterampilan IPS dari materi ini adalah anak dapat bertanggung jawab, bekerjasama dengan
orang lain, hidup dan bekerja sama dalam suatu kelompok. Jadi anak dapat
mempelajari dasar untuk dapat berhubungan dengna orang
lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar