Powered By Blogger

Senin, 16 Juni 2014

KERAJAAN HINDU DI INDONESIA

 

MATERI IPS KELAS V SD

            Tahukah kalian agama apa yang dianut oleh sebagian besar penduduk Pulau Bali? Sebagian besar penduduk Pulau Bali menganut agama Hindu. Masyarakat Bali memiliki banyak sekali upacara yang dilakukan secara turun-temurun. Upacara-upacara tradisi masyarakat Bali terkenal ke seluruh dunia.
            Tradisi-tradisi yang dijalankan tersebut merupakan warisan kebudayaan Hindu di masa lalu. Warisan itu terus dikembangkan sampai dengan sekarang ini. Bagaimanakah agama Hindu masuk ke wilayah tanah air kita? Apa saja peninggalan-peninggalannya? Mari kita bahas lebih lanjut pertanyaan-pertanyaan ini. Perhatikan peninggalan-peninggalan sejarah berikut ini! Coba ceritakan apa yang kamu ketahui tentang peninggalan-peninggalan tersebut!

            Tidak diketahui secara pasti kapan agama Hindu masuk ke Indonesia. Agama Hindu dibawa oleh para pedagang dari India. Di antara pedagang tersebut ada yang menetap di Indonesia. Mereka menikah dengan penduduk Indonesia. Pengaruh agama dan kebudayaan India semakin kuat di Indonesia.
Bukti-buktinya sebagai berikut.
1. Banyak penduduk yang memeluk agama Hindu setelah para pendatang dari India memperkenalkan agama Hindu.
2. Masyarakat Indonesia dahulu tidak mengenal sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu adalah pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala suku. Kedudukan sebagai kepala suku tidak di-wariskan secara turun-temurun. Karena pengaruh agama Hindu, sistem pemerintahan desa diganti kerajaan.
3. Adanya hasil kebudayaan khas India seperti bangunan candi, seni pahatan patung, seni relief, dan seni sastra. Dalam bidang sastra kebudayaan India memperkenalkan budaya baca tulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
1. Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
            Agama Hindu yang dibawa dari India berpengaruh di Indonesia. Salah satu bentuknya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kediri, Singasari, dan Majapahit.



a. Kerajaan Kutai
            Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan Kutai didirikan sekitar tahun 400 masehi. Letaknya di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja pertamanya bernama Kudungga. Raja yang terkenal adalah Mulawarman. Mulawarman menyembah Dewa Syiwa. Dalam suatu upacara Raja Mulawarman menghadiahkan 20.000 ekor sapi kepada Brahmana. Untuk memperingati upacara itu maka didirikan sebuah Yupa. Dalam Yupa itu ditulis berita mengenai Kerajaan Kutai.
b. Kerajaan Tarumanegara
            Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri kira-kira pada abad ke-5 Masehi. Lokasi kerajaan itu sekitar Bogor, Jawa Barat. Rajanya yang terkenal adalah Purnawarman. Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah Dewa Wisnu. Pada zaman Purnawarman, kerajaan Tarumanegara telah mampu membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum. Saluran air itu berfungsi untuk mengairi lahan pertanian dan menahan banjir.
c. Kerajaan Kediri
            Kerajaan Kediri terletak di sekitar Kali Berantas, Jawa Timur. Kerajaan Kediri berjaya pada pemerintahan Raja Kameswara yang bergelar Sri Maharaja Sirikan Kameswara. Kameswara meninggal pada tahun 1130. Penggantinya adalah Jayabaya. Jayabaya adalah raja terbesar Kediri. Ia begitu terkenal karena ramalannya yang disebut Jangka Jayabaya. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang meninggal tahun 1222. Pada tahun itu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok di Desa Ganter, Malang. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kediri antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran.
d. Kerajaan Singasari
            Kerajaan Singasari terletak di Singasari, Jawa Timur. Luasnya meliputi wilayah Malang sekarang. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. Beliau memerintah tahun 1222-1227 M. Para penggantinya adalah Anusapati (1227-1248), Panji Tohjaya (1248), Ranggawuni
(1248-1268), Kertanegara (1268 -1292).
Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:
1. Candi Jago/Jajaghu, sebagaima-kam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.

2. Peninggalan sejarah Hindu di Indonesia
            Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi. Mari kita bahas peninggalan-peninggalan ini satu per satu.
a. Candi
            Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa pencipta, Wisnu dewa pemelihara, dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan sebuah cerita.
            Candi peninggalan Hindu yang terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.
b. Prasasti
            Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja Mulawarman.
c. Patung
            Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.

d. Karya sastra (kitab)
            Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga.
e. Tradisi
            Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:
1. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
2. Upacara potong gigi (mapandes).
3. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
4. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.
3. Kerajaan Majapahit dan peranan Gajah Mada
            Dalam mempersatukan Nusantara Dapat dikatakan Majapahit adalah puncak kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia. Kerajaan Majapahit terletak di hutan Tarik dekat delta sungai Berantas, Mojokerto, Jawa Timur. Sejarah Majapahit dapat kita telusuri dengan membahas raja-raja yang memerintah di kerajaan itu.
a. Pemerintahan Raden Wijaya (1293-1309)
            Raden Wijaya adalah seorang keturunan penguasa Singasari. Ketika Singasari diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Raden Wijaya berhasil meloloskan diri ke Madura. Beliau minta bantuan Wiraraja. Wiraraja menganjurkan supaya Raden Wijaya kembali ke Kediri, berpura-pura mengabdi kepada Jayakatwang. Sebagai imbalan Jayakatwang menghadiahkan daerah hutan Tarik kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya bergabung dengan pasukan Kubilai Khan dari Cina menyerang Jayakatwang. Pasukan Jayakatwang berhasil dikalahkan. Raden Wijaya mengatur siasat untuk mengusir pasukan Cina. Diadakan pesta kemenangan secara besar-besaran. Ketika tentara Cina terlena dalam kemabukan, anak buah Raden Wijaya menyerang mereka. Banyak pasukan Cina terbunuh. Hanya sebagian kecil yang berhasil melarikan diri kembali ke Cina. Raden Wijaya kemudian menjadi raja pada tahun 1294, dengan gelar Kertarajasa Jayawardana. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun.
b. Pemerintahan Jayanegara (1309-1328)
            Raden Wijaya digantikan oleh puteranya, Kalagemet. Kalagemet adalah putra Raden Wijaya dan putri Melayu, Dara Petak. Setelah menjadi raja, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Pada saat Jayanegara menjadi raja, sering terjadi pemberontakan, antara lain pemberontakan Ranggalawe, Sora, Nambi, dan Kuti. Pemberontakan Kuti sangat berbahaya. Akibat pemberontakan itu,Jayanegara melarikan diri ke Badander. Jayanegara dikawal oleh pasukan Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat pengawalan pasukan Bayangkari, raja selamat dari pemberontakan Kuti. Berkat bantuan Gajah Mada, Jayanegara dapat merebut kembali tahta Majapahit. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih di Kahuripan. Dua tahun kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Daha.
c. Pemerintahan Tribuwanatunggadewi (1328-1350)
            Jayanegara memerintah sampai tahun 1328. Beliau wafat tanpa meninggalkan putra. Seharusnya, Jayanegara digantikan oleh Rajapatni (Gayatri). Namun, karena Rajapatni hidup membiara, pemerintahan diserahkan pada putrinya, Sri Gitarja. Ketika menjadi ratu, Sri Gitarja bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada masa itu terjadi pemberontakan Sadeng. Gajah Mada diangkat menjadi pejabat perdanamenteri (maha patih) Majapahit menggantikan Arya Tadah yang sedang sakit. Gajah Mada ditugasi memimpin penumpasan pemberontakan Sadeng. Gajah Mada berhasil melaksanakan tugas itu. Beliau diangkat menjadi mahapatih. Saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpah itu tersirat cita-cita Gajah Mada mempersatukan Nusantara. Adapun yang dimaksud dengan Nusantara ketika itu adalah Hasta Dwipa Nusantara (delapan pulau), yaitu Malaka, Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Maluku, dan Irian (Gurun). Untuk mewujudkan cita-cita itu, Gajah Mada membangun armada laut. Karena memiliki angkatan laut yang kuat, Kerajaan Majapahit dikenal seba-gai kerajaan maritim. Pimpinan armada laut dipercayakan kepada Empu Nala. Dengan armada yang kuat, Majapahit berhasil menaklukkan Dompo pada tahun 1340 dan Bali pada tahun 1343.
d. Pemerintahan Hayam Wuruk (1334-1389)
            Rajapatni (Gayatri) wafat pada tahun 1350. Setelah ibundanya wafat, Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta Majapahit kepada putranya, Hayam Wuruk. Ketika naik tahta Hayam Wuruk baru berusia 16 tahun. Setelah naik tahta Hayam Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahit mengalami zaman keemasan. Hayam Wuruk didampingi oleh Patih Gajah Mada. Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling besar. Gajah Mada meneruskan citacitanya. Satu per satu kerajaan di Nusantara dapat ditaklukkan di bawah Majapahit. Wilayah kerajaannya meliputi hampir seluruh wilayah Nusantara sekarang, ditambah Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Pada masa ini, Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaankerajaan di daerah daratan Asia Tenggara seperti India, Muangthai, Kamboja, dan Selain berkembang menjadi kerajaan maritim yang besar, Majapahit juga menjadi kerajaan agraris yang maju. Hayam Wuruk membangun waduk dan saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Beberapa jalan dan jembatan penyeberangan juga dibangun untuk mempermudah lalu lintas antardaerah. Hasil pertanian Majapahit antara lain beras, rempahrempah, kapas, sutera, dan hasil-hasil perkebunan.
            Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung. Karya sastra yang terkenal pada masa Kerajaan Majapahit ialah Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam kitab Negarakertagama terdapat istilah Pancasila. Sedangkan di dalam Sutasoma terdapat istilah Bhinneka Tunggal Ika. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, terjadi Perang Bubat. Perang Bubat terjadi antara Kerajaan Majapahit dan kerajaan Pajajaran. Hayam Wuruk bermaksud mempersunting Diyah Pitaloka (Ciptaresmi), putri raja Pajajaran. Pihak Majapahit mengirim utusan untuk melamar. Pihak Pajajaran dan utusan tersebut membuat kesepakatan. Isinya raja Majapahit tidak melamar ke istana Pajajaran, tetapi di perbatasan kedua kerajaan, yaitu di Desa Bubat. Raja Pajajaran memimpin secara langsung rombongan putrinya ke Desa Bubat. Patih Gajah Mada mempunyai rencana lain. Gajah Mada memkasa raja Pajajaran yang sudah ada di Desa Bubat untuk mempersembahkan putrinya sebagai upeti kepada Raja Hayam Wuruk. Permintaan itu ditolak oleh raja Pajajaran, sehingga terjadi perang besar di Desa Bubat. Seluruh rombongan Kerajaan Pajajaran, termasuk raja dan puterinya tewas. Hayam Wuruk tidak berkenan atas tindakan Gajah Mada. Sejak peristiwa itu, hubungan keduanya renggang. Gajah Mada wafat pada tahun 1364 M. Sedangkan Hayam Wuruk wafat padatahun 1389. Setelah dua tokoh ini wafat, Majapahit mengalami kemunduran.
e. Kusumawardhani-Wirakramawardhana (1389-1429)
            Sepeninggal Hayam Wuruk, terjadi perebutan kekuasaan di Majapahit. Pengganti Hayam Wuruk adalah Kusumawardhani yang bersuamikan Wirakramawardhana. Wirakramawardhanalah yang memimpin Majapahit tahun 1389-1429. Bhre Wirabumi (anak selir Hayam Wuruk) diberi kekuasaan di Blambangan. Menurut Bhre Wirabumi, dirinya yang berhak menjadi raja di Majapahit.
            Pada tahun 1401-1406 terjdi perang saudara di Paregreg. Bhre Wirabumi terbunuh dalam perang itu. Tumbuhlah benih persengketaan berlarut-larut di antara keturunan Hayam Wuruk. Pada tahun 1429 Wirakramawardana wafat. Wirakramawardana digantikan oleh Suhita. Suhita digantikan oleh Bhre Tumapel Kertawijaya. Beliau hanya empat tahun memerintah. Pengganti berikutnya adalah Bhre Pamotan yang bergelar Srirajasawardhana. Bhre Pamotan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit ke Kahuripan untuk menghindari pertentangan keluarga. Bhre Pamotan wafat pada tahun 1453 dan tidak ada penggantinya. Baru pada tahun 1456, munculBhre Wengker yang bergelar Girindra Wardhana. Pertentangan keluarga kerajaan Majapahit terus berlanjut sampai pemerintahan Ranawijaya. Pada tahun 1522, Majapahit dikuasai oleh Demak

C. Kerajaan dan Peninggalan Agama Buddha
            Agama Buddha mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke Jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ia memperoleh perlindungan dari penguasa setempat. Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. Namun, persebaran agama Hindu lebih cepat dari pada persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada kerajaan Buddha. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa. Kita akan membahas peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha dan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha pada waktu itu.
1. Peninggalan sejarah bercorak Buddha
            Peninggalan sejarah Buddha dan Hindu hampir sama, yaitu candi, prasasti, patung, dan kitab. Mari kita bahas peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Buddha satu per satu!
a. Candi
            Candi-candi Buddha digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
b. Prasasti
            Di Sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar Palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasastoi Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.
c. Patung
            Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan d Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha.

d. Karya sastra (kitab)
            Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.
e. Tradisi
            Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat suci leluhur seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan membawa sesajen
2. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha
            Agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha masuk dan berkembang di wilayah tanah air dalam waktu hampir bersamaan. Ada beberapa kerajaan yang dipengaruhi baik oleh agama Hindu maupun Buddha. Bahkan, ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama itu hidup secara berdampingan dalam suatu kerajaan.
            Kerajaan-kerajaan yang mempunyai ciri baik Hindu maupun Buddha, antara lain Kerajaan Mataram Lama di Jawa Tengah dan Singasari di Jawa Timur. Sedangkan kerajaan yang bercorak Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan. Kita akan membahas lebih lanjut Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat Palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Letaknya sangat strategis bagi pelayaan, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang. Banyak Candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha.

1.      Fakta dari materi ini adalah telah terbuktinya kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia dengan peninggalannya masing-masing seperti:                            
a.       Kerajaan Kutai, meninggalkan Yupa
b.      Kerajaan Tarumanegara, membuat saluran air yang diambil dari sungai Citarum.
c.       Kerajaan Kediri, peninggalannya antara lain Prasasti Panumbangan, Prasasti Palah, Kitab Smaradhahana karangan Empu Dharmaja, Kitab Hariwangsa karangan Empu Panuluh, Kitab Krinayana karangan Empu Triguna, dan Candi Panataran.
d.      Kerajaan Singasari, peninggalanya Candi Jago/Jajaghu, sebagaima-kam Wisnuwardhana, Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara, Candi Kidal, sebagai makam Anusapati, Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.
2.      Konsep dari materi ini adalah telah terbukti dari peninggalan-peninggalan kerajaan yang terdapat di setiap daerah dan dari cerita-cerita yang keluar dari mulut orang-orang kerajaan yang bersangkutan yang masih hidup hingga saat ini, jadi bisa di simpulkan bahwa kerajaan yang ada di Indonesia benar-benar ada.
3.      Generalisasi dari materi ini adalah akibat ditemukanya bukti-bukti peninggalan dari kerajaan yang telah di benarkan keberadaannya dan telah di bukukan, sehingga membantu dalam membanggun pengertian bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
4.      Nilai sikap dari materi ini adalah anak mampu berpikir bagaimana cara memimpin dan cara mengatasi masalah yang akan datang. Anak juga dapat menghargai betapa berat perjuangan orang-orang jaman dahulu, jadi sekarang juga anak dapat berjuang mempertahankan apa yang telah di tinggali oleh kerajaan-kerajaan yang telah ada dengan menjaga peningalan, merawat, tidak mencoret-coret peninggalan yang telah ada.

5.      Keterampilan IPS dari materi ini adalah anak dapat bertanggung jawab, bekerjasama dengan orang lain, hidup dan bekerja sama dalam suatu kelompok. Jadi anak dapat mempelajari dasar untuk dapat berhubungan dengna orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar